PATUNG PANCORAN
Judul : Patung Dirgantara Pancoran ( 1966 )
Karya :
Edhi Sunarso (
dirancang pada tahun 1964 - 1965 )
Bentuk : Figuratif (Sosok lelaki berotot kekar dengan tangan terulur ke depan
seolah menunjuk ke sebuah arah)
Bahan/Ukuran/Berat : Perunggu/tinggi:11
meter dan kaki patung 27 meter/11 ton
Lokasi :
Pancoran, Jakarta Selatan
Sejarah :
Patung ini dirancang
oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta.
Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu
Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat
dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah
11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan
oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana.
Pengerjaannya
sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI pada tahun 1965. Sampai dengan meletusnya G30S/ PKI patung ini belum
selesai dipasang. Tidak satupun bagian dari patung yang terpasang sehingga
sempat beredar isu bahwa patung ini menggambarkan alat pencungkil mata yang
digunakan PKI dalam melaksanakan aksinya gerakan kudeta. Bung Karno dengan
keras hati ingin sekali membuktikan bahwa isu tersebut tidak benar, sehingga
beliau menginginkan pemasangan Patung Dirgantara dapat segera diselesaikan.
Rancangan patung ini
berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari
desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa
Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.
Proses pemasangan
Patung Dirgantara sering ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya
selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala
negara. Alat pemasangannya sederhana saja yaitu dengan menggunakan Derek
tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam
potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton.
Pemasangan patung
Dirgantara akhirnya dapat selesai pada akhir tahun 1966. Patung Dirgantara
ditempatkan di lokasi ini karena strategis, merupakan pintu gerbang kawasan
Jakarta Selatan dari Lapangan Terbang Halim Perdanakusumah selain itu dekat
dengan (dahulu) Markas Besar Angkatan Udara Republik Indonesia.
Deskripsi Patung :
Sosok lelaki berotot kekar dengan tangan terulur ke depan
seolah menunjuk ke sebuah arah, akan terlihat jelas setiap orang melintasi
jembatan layang di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Berbalut awan putih atau langit senja, sosok setinggi 11
meter itu dengan tiang penyangga menjulang 27 meter tersebut, menjadi
pemandangan yang sejenak mengalihkan perhatian dari sesaknya jalanan di kawasan
ini. Orang-orang menyebutnya Patung Pancoran.
Arti filosofis melambangkan keberanian atau kesatriaan
dalam hal kedirgantaraan. Pada patung ini
bukan menekankan pada pesawatnya namun manusianya dengan sifat jujur,
berani, dan bersemangat mengabdi yang dilambangkan dalam bentuk manusia dengan
kejantanannya memaksimalkan tenaga.
Komentar
Posting Komentar